ayam

Senin, 04 Maret 2013

Tujuan Pendidikan dan Pengajaran sebagai Dasar Motivasi


TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SEBAGAI DASAR MOTIVASI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Interaksi Belajar Mengajar
Asuhan
Noor Cahaya, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 1
·         Lisa Wulandari         A1B110036
·         Hairunnisa Fitriani   A1B110026
·         Zulfan Fauzi              A1B107034

unlam6


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari siswa/subjek belajar, setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar.
Dengan demikian, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan atau diinginkan dari subjek belajar, sehingga tahu harus tahu kea rah mana kegiatan belajar-mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan.
Ada tiga alasan, tujuan pendidikan dan pengajaran itu perlu dirumuskan.
1.      Jika sesuatu pekerjaan atau tugas tidak disertai tujuan yang jelas dan benar, maka akan sulitlah untuk memilih atau merencanakan bahan dan strategiyang hendak ditempuh atau dicapai.
2.      Rumusan tujuan yang baik dan terinci akan mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar sesuai dengan harapan yang dikehendaki dari subjek belajar.
3.      Perumusan tujuan yang benar akan memberikan pedoman bagi siswa atau subjek belajar dalam menyelesaikan materi dan kegiatan belajarnya.
Jadi, rumusan tujuan senantiasa merupakan suatu alat yang sangat bermanfaat dalam perencanaan, implementasi dan penilaian suatu program belajar-mengajar.

B.     Rumusan Masalah
1.      bagaimanakah tujuan akhir dan tujuan intermedier sebagai dasar motivasi?
2.      bagaimanakah tujuan pengajaran?
C.    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan
1.      Tujuan akhir dan tujuan intermedier sebagai dasar motivasi.
2.      Tujuan pengajaran.




BAB II
ISI
TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SEBAGAI DASAR MOTIVASI
A.    Tujuan Akhir dan Tujuan Intermedier sebagai Dasar Motivasi
1.      Tujuan akhir sebagai dasar filosofis
Setiap cabang pendidikan dan pengajaran memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan hasil akhir. Pedoman itu akan cenderung bersifat filosofis dan politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang. Indonesia sendiri telah menerapkan dasar, tujuan dan system pendidikan nasional secara umum, yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga pendidikan tinggi, lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan bersenjata, kejuruan dan sebagainya.
UU Pendidikan dan Pengajaran RI Sekretariat No. 4/1950 kemudian menjadi UU Pendidikan dan Pengajaran RI No.12/1954, pada Bab II pasal 3, Menyebutkan tentang tujuan Pendidikan dan Pengajaran :
“ tujuan Pendidikan dan Pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air”
Dari rumusan tersebut dijelaskan secara rinci, bahwa prinsip untuk membentuk manusia atau warga Negara kriterianya sebagai berikut :
a.       Susila :
berbudi luhur, tenggang rasa, takwa pada Tuhan YME, mempertinggi budi perkerti.
b.      Cakap :
Memiliki pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, dan dapat mengembangkan kreativitas.
c.       Sosial :
Sikap demokratis, mencintai sesama manusia, mempertebal semangat kebangsaan.
Dalam unsur demokratis akan didapat tiga prinsip, yakni ;
1.      Rasa hormat terhadap pribadi atau harkat sesama manusia;
2.      Kepercayaan bahwa setiap manusia bisa mempunyai pikiran;
3.      Kerelaan berbakti kepada kesejahtraan umum.
UU No.12 Tahun 1954, dipertegas lagi dalam rumusan Tap MPR Tahun 1973, dalam GBHN : “Pembangunan di bidang Pendidikan didasarkan atas falsafah Negara Pancasila. Kemudian disempurnakan dalam GBHN 1978 dan 1983.
Dalam GBHN 1983 dijelaskan “ Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat keperibadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan.
Adapun ciri-ciri manusia pembangunan:
a.       Takwa kepada Tuhan YME, sehat jasmani maupun rohani;
b.      Memiliki pengetahuan dan keterampilan;
c.       Dapat mengembangkan kreativitas dan penuh tanggung jawab;
d.      Dapat menyuburkan sikap demokratis, penuh tenggang rasa dan saling hormat menghormati;
e.       Dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur dan susila;
f.       Memiliki semangat kebangsaan dan mencintai tanah airnya;
g.      Mencintai semua manusia dan selalu berusaha menggalang persatuan;
h.      Dapat membangun dirinya sendiri dan memperhatikan pembangunan masyarakat pada umumnya.
Ada yang menyebutkan tujuan pendidikan itu pada hakikatnya memanusiakan manusia, atau mengantarkan anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Tujuan ini memiliki arti filosofis, bahwa memanusiakan manusia, berarti ingin menempatkan manusia-manusia Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat kemanusiaannya. Agar manusia menemukan jati dirinya. Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”,” mengapa dia diadakan kedunia ini”dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar. Sebab, manusia nelajar harus juga terarah pada pembentukan diri manusia agar dapat menemukan kemanusiaan dan menemukan jati dirinya sendiri.
Manusia yang mampu menemukan dirinya itulah sebenarnya yang dikatakan manusia yang utuh, manusia yang selaras, serasi dan seimbang, atau manusia pancasilais. Manusia yang seperti itulah yang diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia seperti dirumuskan dalam GBHN, yang merupakan manifestasi dari amanat pembukaan UUD 1945. Dalam konteks tujuan pendidikan atau pengajaran, terwujudnya manusia-manusia pembangunan itu adalah merupakan tujuan akhir.

2.      Tujuan intermedier  sebagai motivasi operasional
Untuk mencapai tujuan terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati dirinya, manusia-manusia dengan ciri-ciri yang dikemukakan diatas, memerlukan kerja serius, efisien, sistematis dan materi atau komponen-komponen yang relevan. Diharapkan tujuan yang bersifat normatif, sangat umum dan luas itu, mendapat bentuk yang nyata. Secara umum disebut dengan kurikulum.
Kurikulum ini menjadi pedoman praktis dalam upaya melaksanakan tercapainya tujuan pengajaran. Berdasarkan kurikulum ada yang dikenal pedoman khusus, misalnya silabus, rencana pelajaran terurai, dan lain-lain. Guru harus dapat menafsirkan dengan tepat tujuan-tujuan itu ke dalam bahasa kejuruan. Cara untuk menggolongkan dari berbagai tujuan agar menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus dan konkrit dengan taksonomi merupakan suatu cara klasifikasi yang logis dan fungsional. Dikatakan logis dan fungsional maksudnya, tujuan-tujuan khusus itu akan menuju ke tujuan akhir. Dengan cara demikian, guru akan memperoleh serangkaian tujuan yang relative lebih mudah untuk dicapai.
Untuk mencapai tujuan akhir, atau tujuan secara umum ( misalnya di beri symbol T), diperlukan pencapaian tujuan yang lebih mudah atau khusus (misalnya di beri symbol  t1,t2,t3,t4,dan seterusnya). Tercapainya tujuan : t1,t2,t3,t4,dan seterusnya. Berarti akan tercapai tujuan umum atau akhir (T).
Tujuan t1,t2,t3,t4, dan seterusnya yang bersifat khusus atau konkrit itu disebut tujuan intermedier, tujuan terminal atau ada yang mengatakan tujuan sementara atau tujuan dekat. Tujuan intermedier (a) itu sebenarnya bersumber atau merupakan penjabaran dari tujuan akhir (A), dan berfungsi mempermudah bagi guru untuk mendekati realisasinya, baik itu yang dicapai secara bertingkat atau bertahap, bahkan mungkin secara serempak.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan pendidikan dan pengajaran sebenarnya berjenjang atau bertingkat. Menurut rumusan secara formal ada beberapa jenjang tujuan pendidikan, yaitu sebagai berikut.
a.       Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Hasil pencapaiannya akan berwujud : warga Negara yang berkepribadian nasional yang bertakwa kepada Tuhan YME, bertanggung jawab atas kesejahtraan masyarakat, bangsa dan tanah air.
b.      Tujuan institusional
Yakni merupakan tujuan pendidikan yang ingindicapai pada tingkat lembaga pendidikan. Hasilnya berwujud tamatan sekolah SD, SMA/MA dan Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan bidang pekerjaan tertentu.
c.       Tujuan Kurikuler
Adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat mata pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasinya berwujud bidang seperti studi Geografi, Sejarah, Matematika, dan lainnya.
d.      Tujuan Instruksional/Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran. Hasinya berupa terbentuk wataknya, kemampuan berpikir, dan kemampuan teknologinya.
Dengan empat macam jenjang tujuan pendidkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan Instruksional/pengajaran akan senantiasa merupakan tujuan paling awal dan sekaligus merupakan dasar untuk mencapai jenjang tujuan berikutnya. Tercapainya tujuan instruksional dari setiap lembaga pendidikan, akhirnya akan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sebagai tujuan akhir yang bersifat abstrak dan normatif.

B.     Tujan Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal dengan istilah tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan proses belajar dibawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif.
Tujan Pembelajaran di bagi dua :
a.       Tujuan Instruksional / tujuan umum pengajaran (TUP) atau Tujuan Instruksional Umum (TIU)
b.      Tujuan Instruksional/ tujuan khusus pengajaran (TKP) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Ada beberapa rumusan mengenai TUP dan TIU :
1.      SK Menteri pendidikan dan kebudayaan  No.8/U/1975,TIU diartikan sebagai tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu bidang pelajaran.
2.      Menurut Gene E.Hall dan Howarld L.Jones, TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.
3.      Dick dan Carey ,TIU adalah suatu pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pelajaran.
4.      Briggs, TIU adalah pernyataan umum mengenai tujuan akhirdari program pengajaran.
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan tujuan umum pengajaran/ pembelajaran itu adalah merupakan hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan dirumuskan dengan satu pernyataan yang bersifat umum.
Untuk membuktikan tercapai tidaknya tujuan umum pengajaran itu, dapat dilihat dari pencapaian tujuan yang lebih khusus(TKP/TIK). Dengan demikian, yang dimaksud TPK/TIK merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TPK/TIK ini lebih bersifat khusus dan konkrit, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya.
Untuk merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK dengan dua cara sebagai berikut.
1.                                   Menggunakan kata-kata yang dapat menunjukkan keumuman  untuk TIU, misalnya digunakan kata-kata : memahami, menghayati, menyadari, mengetahui dan sebagainya. Sedangkan, untuk TKP/TIK  Menggunakan kata-kata yang bersifat khusus atau dapat diamati misalnya: menyebutkan, menjelaskan, menerangkan,menunjukkan.
Contoh :
TUP/TIU : Agar siswa dapat memahami tentang jenis puisi.
TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a.       Menyebutkan macam-macam jenis puisi
b.      Menerangkan ciri-ciri/sifat dari tiap jenis puisi.
2.                                   Menggunakan luas sempitnya materi. TUP/TIU dirumuskan dengan sasaran materi yang luas/umum, sedangkan TKP/TIK dirumuskan dengan materi yang merupakan penjabaran atau bagian-bagian dari materi yang ada pada TUP/TIU.
Contoh :
TUP/TIU : Agar siswa dapat menjelaskan tentang sejarah perlawanan Diponegoro.
TKP/TIK : Agar siswa dapat:
a.              Menjelaskan sebab-sebab terjadinya perlawanan Diponegoro;
b.              Menyebutkan tahun berlangsungnya perang Diponegoro;
c.              Menjelaskan jalannya perang Diponegoro; dan
d.             Menjelaskan akibat-akibat terjadinya perang Diponegoro.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
- Tujuan adalah suatu rumusan hasil yang diharapkan dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar. Tujuan ini sangat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.
- Tujuan perlu dirumuskan untuk membantu mempermudah guru dalam mendesain program dan kegiatan pengajaran, mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar sesuai yang diharapkan dan memberikan pedoman bagi siswa dalam menyelesaikan materi dan kegiatan belajar.
- Dalam tujuan pendidikan dan pengajaran dikenal adanya tujuan akhir dan tujuan intermedier yang dijadikan dasar motivasi.
- Tujuan akhir bersifat filosofis dan politis. Filosofis dan bersifat politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai undang-undang dan peraturan.
- Tujuan intermedier relative bersifat operasional, karena akan menunjuk langkah-langkah yang dapat dikerjakan melalui suatu proses.
- Tujuan pendidikan itu berjenjang, yakni tujuan pendidikan Nasional, Institusional, Kurikuler dan Instruksional/pembelajaran.
- Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier yang paling langsung dalam kegiatan interaksi belajar mengajar di kelas.
-  Tujuan pembelajaran, ada tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.

B.     Saran
Bagi calon guru sangat penting mengetahui tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi. Melalui tujuan-tujuan tersebut, kita sebagai (calon) guru dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar.



DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

22 komentar:

  1. Rahmi Nike Rosahin
    A1B110035

    Apakah ada hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier dengan tujuan pengajaran yang dilakukan seorang guru. Berikan alasannya! Jika ada bagaimana kita sebagai calon guru menyiapkan hal tersebut untuk anak didik kita nanti?
    Terima kasih ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Mustikasari
      Nim : A1B110025

      saya akan mencoba menanggapi pertanyaan dari saudara nike,,
      menurut saya tujuan akhir dan tujuan intermedier itu sangat berkaitan. melalui tujuan intermedier maka tujuan umum akan mudah untuk tercapai. sebagai contoh:

      Seorang guru memiliki tujuan umum agar murid-muridnya untuk mampu membaca puisi yang benar. nah, guru harus memiliki tujuan-tujuan khusus bagaimana murid-muridnya dapat menguasai cara baca puisi dengan mudah yaitu mampu melafalkan puisi dengan benar, kemudian mampu mengekspesikan dengan mimik muka yang tepat dalam menghayati sebuah puisi dan lain-lain. jika tujuan-tujuan yang spesik tersebut dapat tercapai, maka akan mengantarkan pada tujuan umum yaitu mampu membaca puisi dengan baik.

      saya rasa itu saja yang dapat saya tanggapi,,,
      terimakasih,,,,

      Hapus
    2. terimakasih pada saudari Nike yang telah bertanya dan kepada Mustikasari yang telah menanggapi.
      benar apa yang dikatakan Tika mengenai tujuan akhir dan intermedier.
      kami akan menambahkan sedikit.
      hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier tentu saja memiliki hubungan yang erat dengan tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
      tujuan pengajaran yang dimiliki oleh guru haruslah sesuai dan sejalan dengan tujuan akhir dan tujuan intermedier yang telah ditetapkan secara universal. jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier.

      Hapus
    3. oh iya mengenai hal apa yang harus disiapkan sebagai calon guru, tentunya kita harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran.

      Hapus
  2. Muklis Dwi Putra
    A1B110038

    "Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”, ”mengapa dia diadakan kedunia ini”, dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar."

    Saya pernah membaca ada konsep yang mirip dengan konsepsi diatas dari buku yang membahas ilmu tauhid dalam agama Islam yang bahasannya mirip dengan kutipan makalah kelompok kalian. yang berbunyi "Siapa yang menciptakan dirinya (manusia)?", "hidup di dunia untuk apa?", dan "kemana ia setelah kehidupan ini?"

    Pertanyaan saya mengapa konsep yang saya baca itu mirip dengan konsepsi yang kelompok kalian sampaikan?

    Apakah ada kemungkinan kalau konsep itu awalnya dari buku yang saya baca kemudian diubah atau bagaimana?

    Mohon penjelasannya kawan-kawan...

    ^_^V

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya.
      pertama, mengapa konsep yang kami paparkan mirip dengan konsep dalam buku tauhid yang anda baca?
      konsepsi tersebut pada hakikatnya sama karena sebenarnya tujuan kehidupan manusia adalah seputar konsep tersebut. tujuan dalam agama saya rasa juga menjadi dasar terbentuknya tujuan dalam pendidikan karena seperti yang anda tahu bahwa tujuan akhir pendidikan merupakan landasan filosofis yang berasal dari pemikiran-pemikiran terdahulu. saya rasa konsep tersebut tidak hanya ada pada agama Islam saja, semua agama saya yakin juga mengenal konsep tersebut.
      kedua, mengenai hal tersebut saya tidak yakin jika konsep tujuan pendidikan berasal dari buku yang anda baca. kami rasa lebit tepatnya konsepsi tersebut berasal dari pemikiran-pemikira terdahulu yang mungkin tidak hanya berasal dari agama Islam saja. karena sebenarnya konsep tersebut merupakan konsep tujuan secara global.
      terimakasih, semoga cukup menjawab pertanyaan anda.

      Hapus
    2. Iya, terimakasih untuk kelompok 2...
      ^_^V

      Hapus
  3. Dessy Amelia
    A1B110024

    Di atas sudah kalian paparkan bahwa Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan.
    nah, yang ingin saya tanyakan
    1. apa yang dimaksud dengan manusia-manusia pembangunan itu?
    2. manusia pancasilais itu seperti apa, apakah sama dengan manusia pembangunan, karena saya belum memahami dari kalimat-kalimat di atas?

    Terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mina Emylia Olfah
      A1B110004

      Menanggapi pertanyaan Dessy, apakah sama antara manusia pancasilais dengan manusia pembangunan?
      menurut saya sama, karena pada dasarnya kedua manusia tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang berkarakter serta berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan manusia itu sendiri.
      -manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. kita dapat menyimpulkan bahwa setiap pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi atau distribusi barang-barang material, non material juga dapat dikatakan sebagai pembangunan.
      -manusia pancasilais adalah manusia yang memiliki pandangan hidupbyang diyakini, manusia pancasilais memandang bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Manusia pancasilais mengamalkan keseluruhan sila yang terdapat dalam pancasila seperti memiliki agama, mengakui persamaan derajat, memiliki solidaritas dan rasa cinta terhadap tanah air, mengakui bahwa setiap manusia nempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban, dan manusia yang bersikap adil terhadap sesama. Itulah yang dinamakan manusia pancasilais.
      Jadi, pantas saja apabila tujuan pendidikan nasional ingin membentuk semua orang menjadi manusia yang pancasilais dan manusia-manusia pembangunan. Tetapi kenyataan di lapangan hal itu sulit sekali terjadi.

      Maaf kalau kepanjangan :D

      Hapus
    2. Mina Emylia Olfah
      A1B110004

      Sebagai calon pendidik selain mengajar kita berkewajiban membentuk anak didik kita nanti menjadi manusia pancasilais dan manusia-manusia pembangunan, tetapi sebelum hal itu kita lakukan marilah kita terapkan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing ^^

      terima kasih

      Hapus
    3. terimakasih kepada Mina yang sudah menaggapi pertanyaan Dessy.
      kami setuju dengan apa yang disampaikan Mina. pada intinya,
      - manusia pembangunan adalah manusia yang memiliki ciri-ciri manusia yang telah disampaikan di atas.
      - manusia pancasila adalah manusia yang bisa menghayati dan mengamalkan sila-sila pancasila.
      apakah sama?
      jika dilihat dari ciri-ciri manusia pembangunan dan sila-sila pancasila, secara umum sama saja. inti dari keduanya adalah manusia yang mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia (sosial) sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. jika kedua hal tersebut ada pada diri seseorang secara utuh, bisa dikatakan orang tersebut merupakan manusia pembangunan dan pancasilais, itu artinya pendidikan baik formal maupun yang diajarkan oleh lingkungan bisa dikatakan berhasil.
      itu saja, semoga kebingungan anda terjawab. terimakasih

      Hapus
  4. teman-teman pertanyaan akan kami tutup hingga sebelum magrib yaa, agar kami memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan kalian.
    terimakasih

    BalasHapus
  5. Rina rahmawati
    A1B110002
    untuk mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier., kira-kira menurut kelompok, apa sih yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan2 tersebut? lalu bagaimana cara mengatasinya, terimakasih.

    BalasHapus
  6. Semoga bisa berbagi sedikit pemahaman tentang pertanyaan kawan kita di atas.
    Jika kita berbicara tentang cara mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier, tentunya tidak lepas dengan norma, dimana norma di sini adalah kurikulum.
    menurut saya kurikulumlah yang sampai saat ini menjadi "hambatan" dalam pencapaian tujuan.
    Seperti yang kita ketahui, kurikulum di Indonesia sangatlah sering "berevolusi".

    Benarkan bila pemahaman saya salah, saya hanya fakir yang mencoba berbagi..

    BalasHapus
  7. terimakasih kepada saudara Aryadi yang sudi berbagi pemahaman dengan kami.
    apa yang anda sampaikan terkait dengan pertanyaan saudara Rina, kami kelompokpun berpikir demikian. kurikulum memang menjadi salah satu penghambat dalam pencapaian tujuan karena seringnya terjadi perubahan, belum maksimal kurikulum yang satu sudah dirancang kurikulum yang lain. namun, tidak etis rasanya jika kita menyalahkan si kurikulum. pemerintah merubah kurikulum tentunya melalui pertimbangan yang matang. kurikulum diubah agar bangsa ini tidak tertinggal oleh bangsa luar. dan tentunya untuk memperbaharui kekurangan pada kurikulum terdahulu.
    bagaimana dengan pemahaman kami yang melihat dari perspektif lain, hambatan yang sering terjadi justru pada proses belajar mengajar yang kurang baik. contohnya guru yang tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya, yang bisanya hanya memberikan tugas dan menilai hanya berdasarkan felling saja. jangankan tujuan akhir dan intermedier, tujuan pembelajaran saja sulit untuk tercapai.
    untuk solusinya, jadilah guru yang profesional dalam pengajar jangan sampai mengabaikan tujuan dari pengajaran itu sendiri. jika guru bisa profesional dan terus menambah wawasan, kurikulum seperti apapun akan bisa diterapkan di dalam proses belajar mengajar. jika guru dapat menguasai kelas dan mampu memotivasi siswa dengan baik melalui model pembelajaran yang menarik, siswa seperti apapun akan mudah dihadapi. jika sudah begitu, tujuan pendidikanpun senantiasa perlahan akan mulai tercapai.
    dari pemahaman kami, adakah tanggapan lagi? jika terdapat kesalahan dalam pernyataan kami, sudi kiranya saudara Rina dan Saudara Aryadi untuk memberikan pendapatnya.
    terimakasih..

    BalasHapus
  8. Jadi, yang saya tangkap dari penjelasan kelompok serta penjelasan saudara Aryadi tadi. Pada dasarnya selain permasalahan kurikulum, hambatan maupun solusinya sebenarnya ada pada guru itu sendiri. Jika gurunya baik, maka hasilnya akan baik juga kedepannya. benar begitu?
    Baiklah, Terimakasih atas penjelasannya utk saudara Aryadi dan utk kelompok! ^^

    BalasHapus
  9. iya benar sekali,. Seperti itulah pemahaman kami..
    Kembali kasih Rina.. :D

    BalasHapus
  10. Maulida Astuti
    NIM A1B110023

    Kalian menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Apakah dengan dilaksanakannya ujian nasional, tujuan pendidikan nasional itu sudah tercapai? Menurut kalian, apakah ujian nasional itu perlu?

    Terima kasih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muhammad Zainal Abidin.
      A1B110030.
      Itu merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah dengan harapan mengetahui tingkat pemahaman siswa guna pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun tidak dipungkiri bahwa tingkat kecurangan masih besar. Bukan dari pihak siswanya namun terkadang dari pihak sekolah tempat belajar, karena takut malu bersaing dengan sekolah lain, serta faktor-faktor lain yang menyertainya. Jadi menurut saya dengan dilaksanakan ujian nasional atau tidak sekalipun bukan merupakan fakta real bahwa tujuan pendidikan nasional tercapai.

      Hapus
  11. Ahdiar Rahmat
    A1B110011

    Menurut kalian apakah sudah sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai? Berikan alasan penguatnya.
    Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menanggapi pertanyaan Ahdiar, menurut saya tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, alasannya masih banyak siswa yang tidak mengaplikasikan apa yang mereka dapat dari pengajaran ke dalam dunia nyata(pengaplikasiannya) hal ini menurut saya salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya.
      menurut saya hal yang menyebabkan itu terjadi ada berbagai faktor, salah satunya adalah fasilitas yang tidak memadai terutama untuk mereka yang berada jauh dari pusat kota dan tidak tersentuh oleh fasilitas yang seharusnya mereka dapat, ditambah lagi sumber daya dalam hal ini tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan informasi atau pengajaran terhadap siswanya.
      salah khilaf ya maaf,,,
      :)

      Hapus