TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SEBAGAI DASAR
MOTIVASI
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Interaksi
Belajar Mengajar
Asuhan
Noor Cahaya, S.Pd., M.Pd.
Kelompok 1
·
Lisa
Wulandari A1B110036
·
Hairunnisa Fitriani A1B110026
·
Zulfan Fauzi A1B107034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam pendidikan dan pengajaran, tujuan dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari
siswa/subjek belajar, setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar.
Dengan demikian, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan
atau diinginkan dari subjek belajar, sehingga tahu harus tahu kea rah mana
kegiatan belajar-mengajar itu harus dibawa dan dilaksanakan.
Ada tiga alasan, tujuan pendidikan dan pengajaran itu
perlu dirumuskan.
1.
Jika sesuatu
pekerjaan atau tugas tidak disertai tujuan yang jelas dan benar, maka akan
sulitlah untuk memilih atau merencanakan bahan dan strategiyang hendak ditempuh
atau dicapai.
2.
Rumusan tujuan
yang baik dan terinci akan mempermudah pengawasan dan penilaian hasil belajar
sesuai dengan harapan yang dikehendaki dari subjek belajar.
3.
Perumusan tujuan
yang benar akan memberikan pedoman bagi siswa atau subjek belajar dalam
menyelesaikan materi dan kegiatan belajarnya.
Jadi,
rumusan tujuan senantiasa merupakan suatu alat yang sangat bermanfaat dalam
perencanaan, implementasi dan penilaian suatu program belajar-mengajar.
B. Rumusan Masalah
1.
bagaimanakah
tujuan akhir dan tujuan intermedier sebagai dasar motivasi?
2.
bagaimanakah
tujuan pengajaran?
C. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan
1.
Tujuan akhir dan
tujuan intermedier sebagai dasar motivasi.
2.
Tujuan
pengajaran.
BAB II
ISI
TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN SEBAGAI DASAR
MOTIVASI
A. Tujuan
Akhir dan Tujuan Intermedier sebagai Dasar Motivasi
1.
Tujuan akhir
sebagai dasar filosofis
Setiap cabang
pendidikan dan pengajaran memiliki pedoman umum untuk menentukan tujuan dan
hasil akhir. Pedoman itu akan cenderung bersifat filosofis dan politis karena
tujuan itu ditetapkan sebagai peraturan atau undang-undang. Indonesia sendiri
telah menerapkan dasar, tujuan dan system pendidikan nasional secara umum,
yakni Pendidikan Nasional Pancasila. Misalnya lembaga pendidikan tinggi,
lembaga pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, pendidikan angkatan
bersenjata, kejuruan dan sebagainya.
UU Pendidikan dan
Pengajaran RI Sekretariat No. 4/1950 kemudian menjadi UU Pendidikan dan
Pengajaran RI No.12/1954, pada Bab II pasal 3, Menyebutkan tentang tujuan
Pendidikan dan Pengajaran :
“ tujuan Pendidikan dan Pengajaran
ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air”
Dari rumusan tersebut
dijelaskan secara rinci, bahwa prinsip untuk membentuk manusia atau warga
Negara kriterianya sebagai berikut :
a. Susila :
berbudi luhur, tenggang rasa, takwa
pada Tuhan YME, mempertinggi budi perkerti.
b. Cakap :
Memiliki pengetahuan, kecerdasan,
keterampilan, dan dapat mengembangkan kreativitas.
c. Sosial :
Sikap demokratis, mencintai sesama
manusia, mempertebal semangat kebangsaan.
Dalam unsur demokratis akan didapat
tiga prinsip, yakni ;
1. Rasa hormat terhadap pribadi atau harkat
sesama manusia;
2. Kepercayaan bahwa setiap manusia bisa
mempunyai pikiran;
3. Kerelaan berbakti kepada kesejahtraan
umum.
UU No.12 Tahun 1954,
dipertegas lagi dalam rumusan Tap MPR Tahun 1973, dalam GBHN : “Pembangunan di
bidang Pendidikan didasarkan atas falsafah Negara Pancasila. Kemudian
disempurnakan dalam GBHN 1978 dan 1983.
Dalam GBHN 1983 dijelaskan “
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat keperibadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air.
Tujuan pendidikan
Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin
membentuk manusia-manusia pembangunan.
Adapun ciri-ciri manusia
pembangunan:
a. Takwa kepada Tuhan YME, sehat jasmani
maupun rohani;
b. Memiliki pengetahuan dan keterampilan;
c. Dapat mengembangkan kreativitas dan penuh
tanggung jawab;
d. Dapat menyuburkan sikap demokratis, penuh
tenggang rasa dan saling hormat menghormati;
e. Dapat mengembangkan kecerdasan yang
tinggi disertai budi pekerti yang luhur dan susila;
f. Memiliki semangat kebangsaan dan mencintai
tanah airnya;
g. Mencintai semua manusia dan selalu
berusaha menggalang persatuan;
h. Dapat membangun dirinya sendiri dan
memperhatikan pembangunan masyarakat pada umumnya.
Ada yang menyebutkan
tujuan pendidikan itu pada hakikatnya memanusiakan manusia, atau mengantarkan
anak didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Tujuan ini memiliki arti
filosofis, bahwa memanusiakan manusia, berarti ingin menempatkan
manusia-manusia Indonesia sesuai dengan proporsi dan hakikat kemanusiaannya.
Agar manusia menemukan jati dirinya. Dengan menyadari dan memahami “siapa
Dia”,” mengapa dia diadakan kedunia ini”dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi
seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk
melakukan aktivitas belajar-mengajar. Sebab, manusia nelajar harus juga terarah
pada pembentukan diri manusia agar dapat menemukan kemanusiaan dan menemukan
jati dirinya sendiri.
Manusia yang mampu menemukan dirinya
itulah sebenarnya yang dikatakan manusia yang utuh, manusia yang selaras,
serasi dan seimbang, atau manusia pancasilais. Manusia yang seperti itulah yang
diharapkan oleh seluruh bangsa Indonesia seperti dirumuskan dalam GBHN, yang
merupakan manifestasi dari amanat pembukaan UUD 1945. Dalam konteks tujuan
pendidikan atau pengajaran, terwujudnya manusia-manusia pembangunan itu adalah
merupakan tujuan akhir.
2.
Tujuan
intermedier sebagai motivasi operasional
Untuk mencapai tujuan
terbentuknya manusia-manusia yang mampu menemukan jati dirinya, manusia-manusia
dengan ciri-ciri yang dikemukakan diatas, memerlukan kerja serius, efisien,
sistematis dan materi atau komponen-komponen yang relevan. Diharapkan tujuan
yang bersifat normatif, sangat umum dan luas itu, mendapat bentuk yang nyata.
Secara umum disebut dengan kurikulum.
Kurikulum
ini menjadi pedoman praktis dalam upaya melaksanakan tercapainya tujuan
pengajaran. Berdasarkan kurikulum ada yang dikenal pedoman khusus, misalnya
silabus, rencana pelajaran terurai, dan lain-lain. Guru harus dapat menafsirkan
dengan tepat tujuan-tujuan itu ke dalam bahasa kejuruan. Cara untuk
menggolongkan dari berbagai tujuan agar menjadi tujuan-tujuan yang lebih khusus
dan konkrit dengan taksonomi merupakan suatu cara klasifikasi yang logis dan
fungsional. Dikatakan logis dan fungsional maksudnya, tujuan-tujuan khusus itu
akan menuju ke tujuan akhir. Dengan cara demikian, guru akan memperoleh
serangkaian tujuan yang relative lebih mudah untuk dicapai.
Untuk
mencapai tujuan akhir, atau tujuan secara umum ( misalnya di beri symbol T),
diperlukan pencapaian tujuan yang lebih mudah atau khusus (misalnya di beri
symbol t1,t2,t3,t4,dan seterusnya).
Tercapainya tujuan : t1,t2,t3,t4,dan seterusnya. Berarti akan tercapai tujuan
umum atau akhir (T).
Tujuan t1,t2,t3,t4, dan
seterusnya yang bersifat khusus atau konkrit itu disebut tujuan intermedier,
tujuan terminal atau ada yang mengatakan tujuan sementara atau tujuan dekat.
Tujuan intermedier (a) itu sebenarnya bersumber atau merupakan penjabaran dari
tujuan akhir (A), dan berfungsi mempermudah bagi guru untuk mendekati
realisasinya, baik itu yang dicapai secara bertingkat atau bertahap, bahkan
mungkin secara serempak.
Berdasarkan uraian di
atas, tujuan pendidikan dan pengajaran sebenarnya berjenjang atau bertingkat.
Menurut rumusan secara formal ada beberapa jenjang tujuan pendidikan, yaitu
sebagai berikut.
a. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah
tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Hasil pencapaiannya
akan berwujud : warga Negara yang berkepribadian nasional yang bertakwa kepada
Tuhan YME, bertanggung jawab atas kesejahtraan masyarakat, bangsa dan tanah
air.
b. Tujuan institusional
Yakni merupakan tujuan pendidikan
yang ingindicapai pada tingkat lembaga pendidikan. Hasilnya berwujud tamatan
sekolah SD, SMA/MA dan Perguruan Tinggi yang mampu melaksanakan bidang
pekerjaan tertentu.
c. Tujuan Kurikuler
Adalah tujuan pendidikan yang ingin
dicapai pada tingkat mata pelajaran atau bidang studi-bidang studi. Hasinya
berwujud bidang seperti studi Geografi, Sejarah, Matematika, dan lainnya.
d. Tujuan Instruksional/Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai pada
tingkat pengajaran. Hasinya berupa terbentuk wataknya, kemampuan berpikir, dan
kemampuan teknologinya.
Dengan empat macam
jenjang tujuan pendidkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa tujuan
Instruksional/pengajaran akan senantiasa merupakan tujuan paling awal dan
sekaligus merupakan dasar untuk mencapai jenjang tujuan berikutnya. Tercapainya
tujuan instruksional dari setiap lembaga pendidikan, akhirnya akan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, sebagai tujuan akhir yang bersifat abstrak dan
normatif.
B. Tujan
Pengajaran
Dalam
kegiatan belajar mengajar dikenal dengan istilah tujuan pengajaran. Tujuan
pengajaran inilah yang merupakan hasil belajar bagi siswa setelah melakukan
proses belajar dibawah bimbingan guru dalam kondisi yang kondusif.
Tujan
Pembelajaran di bagi dua :
a. Tujuan Instruksional / tujuan umum
pengajaran (TUP) atau Tujuan Instruksional Umum (TIU)
b. Tujuan Instruksional/ tujuan khusus
pengajaran (TKP) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Ada
beberapa rumusan mengenai TUP dan TIU :
1. SK Menteri pendidikan dan kebudayaan No.8/U/1975,TIU diartikan sebagai
tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program pengajaran suatu
bidang pelajaran.
2. Menurut Gene E.Hall dan Howarld L.Jones,
TIU adalah pernyataan umum mengenai hasil suatu program pengajaran.
3. Dick dan Carey ,TIU adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan mengenai apakah kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa setelah ia selesai mengikuti suatu pelajaran.
4. Briggs, TIU adalah pernyataan umum
mengenai tujuan akhirdari program pengajaran.
Dari
pengertian di atas dapat kita simpulkan tujuan umum pengajaran/ pembelajaran
itu adalah merupakan hasil belajar siswa setelah selesai belajar, dan
dirumuskan dengan satu pernyataan yang bersifat umum.
Untuk
membuktikan tercapai tidaknya tujuan umum pengajaran itu, dapat dilihat dari
pencapaian tujuan yang lebih khusus(TKP/TIK). Dengan demikian, yang dimaksud
TPK/TIK merupakan tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai
penjabaran dari tujuan umum pengajaran. TPK/TIK ini lebih bersifat khusus dan
konkrit, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya.
Untuk
merumuskan TUP/TIU dan TKP/TIK dengan dua cara sebagai berikut.
1.
Menggunakan kata-kata
yang dapat menunjukkan keumuman untuk
TIU, misalnya digunakan kata-kata : memahami, menghayati, menyadari, mengetahui
dan sebagainya. Sedangkan, untuk TKP/TIK
Menggunakan kata-kata yang bersifat khusus atau dapat diamati misalnya:
menyebutkan, menjelaskan, menerangkan,menunjukkan.
Contoh
:
TUP/TIU
: Agar siswa dapat memahami tentang jenis puisi.
TKP/TIK
: Agar siswa dapat:
a. Menyebutkan macam-macam jenis puisi
b.
Menerangkan ciri-ciri/sifat dari tiap jenis puisi.
2.
Menggunakan luas
sempitnya materi. TUP/TIU dirumuskan dengan sasaran materi yang luas/umum,
sedangkan TKP/TIK dirumuskan dengan materi yang merupakan penjabaran atau
bagian-bagian dari materi yang ada pada TUP/TIU.
Contoh
:
TUP/TIU
: Agar siswa dapat menjelaskan tentang sejarah perlawanan Diponegoro.
TKP/TIK
: Agar siswa dapat:
a.
Menjelaskan sebab-sebab
terjadinya perlawanan Diponegoro;
b.
Menyebutkan tahun
berlangsungnya perang Diponegoro;
c.
Menjelaskan jalannya
perang Diponegoro; dan
d.
Menjelaskan
akibat-akibat terjadinya perang Diponegoro.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
- Tujuan adalah suatu rumusan hasil yang diharapkan
dari siswa setelah menyelesaikan atau memperoleh pengalaman belajar. Tujuan ini
sangat penting karena merupakan pedoman untuk mengarahkan kegiatan belajar.
- Tujuan perlu dirumuskan untuk membantu mempermudah
guru dalam mendesain program dan kegiatan pengajaran, mempermudah pengawasan
dan penilaian hasil belajar sesuai yang diharapkan dan memberikan pedoman bagi
siswa dalam menyelesaikan materi dan kegiatan belajar.
- Dalam tujuan pendidikan dan pengajaran dikenal
adanya tujuan akhir dan tujuan intermedier yang dijadikan dasar motivasi.
- Tujuan akhir bersifat filosofis dan politis. Filosofis
dan bersifat politis karena tujuan itu ditetapkan sebagai undang-undang dan
peraturan.
- Tujuan intermedier relative bersifat operasional,
karena akan menunjuk langkah-langkah yang dapat dikerjakan melalui suatu
proses.
- Tujuan pendidikan itu berjenjang, yakni tujuan
pendidikan Nasional, Institusional, Kurikuler dan Instruksional/pembelajaran.
- Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier
yang paling langsung dalam kegiatan interaksi belajar mengajar di kelas.
- Tujuan
pembelajaran, ada tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
B.
Saran
Bagi calon guru sangat penting mengetahui tujuan
pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi. Melalui tujuan-tujuan
tersebut, kita sebagai (calon) guru dapat memotivasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
A.M.,
Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Rahmi Nike Rosahin
BalasHapusA1B110035
Apakah ada hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier dengan tujuan pengajaran yang dilakukan seorang guru. Berikan alasannya! Jika ada bagaimana kita sebagai calon guru menyiapkan hal tersebut untuk anak didik kita nanti?
Terima kasih ^_^
Nama: Mustikasari
HapusNim : A1B110025
saya akan mencoba menanggapi pertanyaan dari saudara nike,,
menurut saya tujuan akhir dan tujuan intermedier itu sangat berkaitan. melalui tujuan intermedier maka tujuan umum akan mudah untuk tercapai. sebagai contoh:
Seorang guru memiliki tujuan umum agar murid-muridnya untuk mampu membaca puisi yang benar. nah, guru harus memiliki tujuan-tujuan khusus bagaimana murid-muridnya dapat menguasai cara baca puisi dengan mudah yaitu mampu melafalkan puisi dengan benar, kemudian mampu mengekspesikan dengan mimik muka yang tepat dalam menghayati sebuah puisi dan lain-lain. jika tujuan-tujuan yang spesik tersebut dapat tercapai, maka akan mengantarkan pada tujuan umum yaitu mampu membaca puisi dengan baik.
saya rasa itu saja yang dapat saya tanggapi,,,
terimakasih,,,,
terimakasih pada saudari Nike yang telah bertanya dan kepada Mustikasari yang telah menanggapi.
Hapusbenar apa yang dikatakan Tika mengenai tujuan akhir dan intermedier.
kami akan menambahkan sedikit.
hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier tentu saja memiliki hubungan yang erat dengan tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru.
tujuan pengajaran yang dimiliki oleh guru haruslah sesuai dan sejalan dengan tujuan akhir dan tujuan intermedier yang telah ditetapkan secara universal. jika tujuan pengajaran guru tidak sesuai, itu artinya jalan menuju tercapainya tujuan akhir akan terhambat dan tidak tercapai. jadi, tercapainya tujuan pengajaran akan menjadi awal tercapainya tujuan akhir dan tujuan intermedier.
oh iya mengenai hal apa yang harus disiapkan sebagai calon guru, tentunya kita harus memahami dulu tujuan pendidikan dan tujuan pengajaran itu sendiri. jika kita telah paham tentunya kita memiliki arah yang jelas dalam memberikan pelajaran dan kita dapat menanamkan nilai-nilai kepada siswa dengan pemberian pengalaman, mungkin bisa melalui model pembelajaran.
HapusMuklis Dwi Putra
BalasHapusA1B110038
"Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”, ”mengapa dia diadakan kedunia ini”, dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar."
Saya pernah membaca ada konsep yang mirip dengan konsepsi diatas dari buku yang membahas ilmu tauhid dalam agama Islam yang bahasannya mirip dengan kutipan makalah kelompok kalian. yang berbunyi "Siapa yang menciptakan dirinya (manusia)?", "hidup di dunia untuk apa?", dan "kemana ia setelah kehidupan ini?"
Pertanyaan saya mengapa konsep yang saya baca itu mirip dengan konsepsi yang kelompok kalian sampaikan?
Apakah ada kemungkinan kalau konsep itu awalnya dari buku yang saya baca kemudian diubah atau bagaimana?
Mohon penjelasannya kawan-kawan...
^_^V
terimakasih atas pertanyaannya.
Hapuspertama, mengapa konsep yang kami paparkan mirip dengan konsep dalam buku tauhid yang anda baca?
konsepsi tersebut pada hakikatnya sama karena sebenarnya tujuan kehidupan manusia adalah seputar konsep tersebut. tujuan dalam agama saya rasa juga menjadi dasar terbentuknya tujuan dalam pendidikan karena seperti yang anda tahu bahwa tujuan akhir pendidikan merupakan landasan filosofis yang berasal dari pemikiran-pemikiran terdahulu. saya rasa konsep tersebut tidak hanya ada pada agama Islam saja, semua agama saya yakin juga mengenal konsep tersebut.
kedua, mengenai hal tersebut saya tidak yakin jika konsep tujuan pendidikan berasal dari buku yang anda baca. kami rasa lebit tepatnya konsepsi tersebut berasal dari pemikiran-pemikira terdahulu yang mungkin tidak hanya berasal dari agama Islam saja. karena sebenarnya konsep tersebut merupakan konsep tujuan secara global.
terimakasih, semoga cukup menjawab pertanyaan anda.
Iya, terimakasih untuk kelompok 2...
Hapus^_^V
Dessy Amelia
BalasHapusA1B110024
Di atas sudah kalian paparkan bahwa Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan.
nah, yang ingin saya tanyakan
1. apa yang dimaksud dengan manusia-manusia pembangunan itu?
2. manusia pancasilais itu seperti apa, apakah sama dengan manusia pembangunan, karena saya belum memahami dari kalimat-kalimat di atas?
Terima kasih :)
Mina Emylia Olfah
HapusA1B110004
Menanggapi pertanyaan Dessy, apakah sama antara manusia pancasilais dengan manusia pembangunan?
menurut saya sama, karena pada dasarnya kedua manusia tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk manusia yang berkarakter serta berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraan manusia itu sendiri.
-manusia pembangunan merupakan manusia yang dapat mengaktualisasikan potensi yang ada di dalam dirinya, mempunyai inisiatif, dan dapat memecahkan bermacam persoalan yang terjadi. kita dapat menyimpulkan bahwa setiap pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi atau distribusi barang-barang material, non material juga dapat dikatakan sebagai pembangunan.
-manusia pancasilais adalah manusia yang memiliki pandangan hidupbyang diyakini, manusia pancasilais memandang bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani hidup. Manusia pancasilais mengamalkan keseluruhan sila yang terdapat dalam pancasila seperti memiliki agama, mengakui persamaan derajat, memiliki solidaritas dan rasa cinta terhadap tanah air, mengakui bahwa setiap manusia nempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban, dan manusia yang bersikap adil terhadap sesama. Itulah yang dinamakan manusia pancasilais.
Jadi, pantas saja apabila tujuan pendidikan nasional ingin membentuk semua orang menjadi manusia yang pancasilais dan manusia-manusia pembangunan. Tetapi kenyataan di lapangan hal itu sulit sekali terjadi.
Maaf kalau kepanjangan :D
Mina Emylia Olfah
HapusA1B110004
Sebagai calon pendidik selain mengajar kita berkewajiban membentuk anak didik kita nanti menjadi manusia pancasilais dan manusia-manusia pembangunan, tetapi sebelum hal itu kita lakukan marilah kita terapkan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing ^^
terima kasih
terimakasih kepada Mina yang sudah menaggapi pertanyaan Dessy.
Hapuskami setuju dengan apa yang disampaikan Mina. pada intinya,
- manusia pembangunan adalah manusia yang memiliki ciri-ciri manusia yang telah disampaikan di atas.
- manusia pancasila adalah manusia yang bisa menghayati dan mengamalkan sila-sila pancasila.
apakah sama?
jika dilihat dari ciri-ciri manusia pembangunan dan sila-sila pancasila, secara umum sama saja. inti dari keduanya adalah manusia yang mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia (sosial) sekaligus menjadi hamba Tuhan pada saat yang bersamaan. jika kedua hal tersebut ada pada diri seseorang secara utuh, bisa dikatakan orang tersebut merupakan manusia pembangunan dan pancasilais, itu artinya pendidikan baik formal maupun yang diajarkan oleh lingkungan bisa dikatakan berhasil.
itu saja, semoga kebingungan anda terjawab. terimakasih
teman-teman pertanyaan akan kami tutup hingga sebelum magrib yaa, agar kami memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan kalian.
BalasHapusterimakasih
Rina rahmawati
BalasHapusA1B110002
untuk mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier., kira-kira menurut kelompok, apa sih yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan2 tersebut? lalu bagaimana cara mengatasinya, terimakasih.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSemoga bisa berbagi sedikit pemahaman tentang pertanyaan kawan kita di atas.
BalasHapusJika kita berbicara tentang cara mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier, tentunya tidak lepas dengan norma, dimana norma di sini adalah kurikulum.
menurut saya kurikulumlah yang sampai saat ini menjadi "hambatan" dalam pencapaian tujuan.
Seperti yang kita ketahui, kurikulum di Indonesia sangatlah sering "berevolusi".
Benarkan bila pemahaman saya salah, saya hanya fakir yang mencoba berbagi..
terimakasih kepada saudara Aryadi yang sudi berbagi pemahaman dengan kami.
BalasHapusapa yang anda sampaikan terkait dengan pertanyaan saudara Rina, kami kelompokpun berpikir demikian. kurikulum memang menjadi salah satu penghambat dalam pencapaian tujuan karena seringnya terjadi perubahan, belum maksimal kurikulum yang satu sudah dirancang kurikulum yang lain. namun, tidak etis rasanya jika kita menyalahkan si kurikulum. pemerintah merubah kurikulum tentunya melalui pertimbangan yang matang. kurikulum diubah agar bangsa ini tidak tertinggal oleh bangsa luar. dan tentunya untuk memperbaharui kekurangan pada kurikulum terdahulu.
bagaimana dengan pemahaman kami yang melihat dari perspektif lain, hambatan yang sering terjadi justru pada proses belajar mengajar yang kurang baik. contohnya guru yang tidak bertanggung jawab dengan pekerjaannya, yang bisanya hanya memberikan tugas dan menilai hanya berdasarkan felling saja. jangankan tujuan akhir dan intermedier, tujuan pembelajaran saja sulit untuk tercapai.
untuk solusinya, jadilah guru yang profesional dalam pengajar jangan sampai mengabaikan tujuan dari pengajaran itu sendiri. jika guru bisa profesional dan terus menambah wawasan, kurikulum seperti apapun akan bisa diterapkan di dalam proses belajar mengajar. jika guru dapat menguasai kelas dan mampu memotivasi siswa dengan baik melalui model pembelajaran yang menarik, siswa seperti apapun akan mudah dihadapi. jika sudah begitu, tujuan pendidikanpun senantiasa perlahan akan mulai tercapai.
dari pemahaman kami, adakah tanggapan lagi? jika terdapat kesalahan dalam pernyataan kami, sudi kiranya saudara Rina dan Saudara Aryadi untuk memberikan pendapatnya.
terimakasih..
Jadi, yang saya tangkap dari penjelasan kelompok serta penjelasan saudara Aryadi tadi. Pada dasarnya selain permasalahan kurikulum, hambatan maupun solusinya sebenarnya ada pada guru itu sendiri. Jika gurunya baik, maka hasilnya akan baik juga kedepannya. benar begitu?
BalasHapusBaiklah, Terimakasih atas penjelasannya utk saudara Aryadi dan utk kelompok! ^^
iya benar sekali,. Seperti itulah pemahaman kami..
BalasHapusKembali kasih Rina.. :D
Maulida Astuti
BalasHapusNIM A1B110023
Kalian menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Apakah dengan dilaksanakannya ujian nasional, tujuan pendidikan nasional itu sudah tercapai? Menurut kalian, apakah ujian nasional itu perlu?
Terima kasih :D
Muhammad Zainal Abidin.
HapusA1B110030.
Itu merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah dengan harapan mengetahui tingkat pemahaman siswa guna pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun tidak dipungkiri bahwa tingkat kecurangan masih besar. Bukan dari pihak siswanya namun terkadang dari pihak sekolah tempat belajar, karena takut malu bersaing dengan sekolah lain, serta faktor-faktor lain yang menyertainya. Jadi menurut saya dengan dilaksanakan ujian nasional atau tidak sekalipun bukan merupakan fakta real bahwa tujuan pendidikan nasional tercapai.
Ahdiar Rahmat
BalasHapusA1B110011
Menurut kalian apakah sudah sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai? Berikan alasan penguatnya.
Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?
menanggapi pertanyaan Ahdiar, menurut saya tidak sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai, alasannya masih banyak siswa yang tidak mengaplikasikan apa yang mereka dapat dari pengajaran ke dalam dunia nyata(pengaplikasiannya) hal ini menurut saya salah satu alasan penguat tujuan akhir yang belum tercapai sepenuhnya.
Hapusmenurut saya hal yang menyebabkan itu terjadi ada berbagai faktor, salah satunya adalah fasilitas yang tidak memadai terutama untuk mereka yang berada jauh dari pusat kota dan tidak tersentuh oleh fasilitas yang seharusnya mereka dapat, ditambah lagi sumber daya dalam hal ini tenaga pengajar yang tidak optimal dalam memberikan informasi atau pengajaran terhadap siswanya.
salah khilaf ya maaf,,,
:)